Membuat novel, pertamanya aku pikir cuma perlu mengarang. membuat karakter, memilih setting, membuat plot, menambahkan kata kata indah. Sudah!
Namun bersama berlalunya waktu, ternyata aku merasa tidak yakin dengan karakter karakter yang aku ciptakan. Merasa tidak yakin apakah setting yang aku buat itu tepat, walau sesungguhnya aku tahu diriku sedang mengarang. Arti umumnya apapun boleh aku tulis.
Dari ketidakyakinan tersebut, aku mulai mencari buku, apa saja yang bisa memberi dukungan pada karakter dan setting tempat, setting sosial, budaya dan politik.
Buku buku psikologis juga aku baca untuk menyakini bahwa konflik yang aku ciptakan akan wajar menimbulkan efek kejiwaan pada karakter yang ada dalam novel ini.
Aku juga baca buku sejarah, sosial politik dan arsitektur Bali, karena settingnya di Bali. Walau buku buku itu tidak mudah ditemukan, walau ada uang sekalipun, susah menemukan dijual bebas.
Aku juga baca buku tentang tari dan penari Bali. Juga membaca bagaimana tari Bali, khususnya tari Legong itu dipelajari.
Aku juga pelajari idiom idiom lokal dalam pergaulan masa itu, karena novel ini setting tahunnya Bali di era 60-an. Begitu pula aku mencari refrensi tentang seks, karena aku ingin menuliskan adegan seks, tanpa kesan vulgar tapi tetap eksotis dan magis.
Internet juga menjadi salah satu sumber informasi bagiku, begitu juga ensiklopedia multi media, karena aku musti membuat setting tahun 60-an itu di Eropa.
Jadi dari banyak buku aku baca, lahirlah satu buku novel ini, yang aku kasih judul :Ayu Manda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar