Laman

Jumat, 18 Desember 2009

Tokoh: Gusti Ngurah Amba

Gusti Ngurah Amba adalah Tetua Puri Munduk Sungkal, ayah Ayu Manda. Cita citanya, anak anaknya bisa jadi penari dan melalang buana membawa nama desanya. Caranya dia membiayai sebuah sekaa (sanggar) tari dan menyiapkan guru guru terbaik untuk melahirkan para penari Legong.

Sebagai pemimpin Gusti Ngurah Amba harus menjaga keharmonisan, kadang menjadi orang paling kasar, namun lain waktu dia adalah orang yang paling humanis. Dalam upayanya tersebut, termasuk menikahi hingga empat wanita untuk mendapatkan seorang putra mahkota bagi kewibawaan purinya.

2 komentar:

  1. Hi pak Iwan, salam kenal ya. Saya telah membaca novel Ayu Manda karya anda. Novel yang anda ciptakan menyuguhkan cerita yang sangat menarik, menggambarkan kisah kehidupan masyarakat Bali jaman dahulu, yang tidak terlepas dari sistem stratifikasi sosialnya. Selain itu, cerita yang disajikan sangat menarik untuk disimak. Namun, ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan kepada bapak selaku penulis novel ini. Karena, saya sebagai pembaca selalu bertanya-tanya dalam hati sendiri,..hehehe,...yang pertama mengenai pengungkapan tokoh super hero, Superman yang diucapkan oleh anak kecil bernama Ayu Manda. Saya sedikit meragukan, apakah karya entah berupa komik atau film yang pertama dikenal di Indonesia, khususnya Bali, kata Superman sudah diketahui oleh anak kecil bernama Ayu Manda. Apakah di sekitar tahun 50-60an, cerita superman sudah masuk ke indonesia, terutama Bali?? Saya kurang yakin karena dari berbagai sumber informasi yang saya baca, terutama melalui internet, saya berkeyakinan bahwa superman yang dikenal di Indonesia bukan dari komiknya, tetapi dari filmnya, dimana filmnya sendiri dirilis tahun 1977. Ini merupakan sebuah tanda tanya yang ingin saya dapatkan jawabannya dari anda.
    Kemudian, penggunaan jenis tarian joged. Dalam sejarah perkembangannya, saya mencari informasi dari teman-teman saya yang berkuliah di seni Tari, dan bertanya kepada orang-orang yang cukup paham akan situasi masyarakat Bali tahun 50-60an. Saya tidak memperoleh informasi mengenai tari joged yang dipentaskan di tahun itu. Sebagian besar dari mereka menyatakan bahwa tari jangerlah yang menjadi tari primadona ketika itu, terlebih ketika dunia perpolitikan di Bali berkembang, banyak partai politik menggunakan jasa penari janger untuk digunakan sebagai penarik minat masyarakat, bukan tari joged, karena joged merupakan sebuah bentuk tari krasi yang usianya masih muda, berkembang di awal tahun 90an. Mengingat karya sastra sebagai cerminan dari karya sosiologi, novel anda berusaha untuk menyajikan kehidupan sosiologis masyarakat Bali ketika itu. Tetapi kejanggalan semacam itu mempengaruhi saya untuk ingin bertanya, alasan bapak menggunakan tari joged dalam novel, kenapa bukan tari janger. Kemudian, mengapa menggunakan istilah sekaa pati wangi sebagai sekaa joged yang pernah dinaungi oleh Nyoman Seti (Jero Jempiring)?karena pemilihan nama semacam itu pasti ada latar belakang tersendiri.
    Kemudian, cerita mengenai kunjungan ke Paris di Prancis, Brusels di Belgia dan Amsterdam di Belanda terkesan kurang diceritakan secara detail. Hanya kejadian-kejadian unik yang terjadi di hotel ketika mereka menginap di sebuah Hotel di Inggris, Negara pertama yang mereka kunjungi.
    Selain itu, sebagai pembaca, saya juga tertarik dengan sosok Raka Sidan yang ditampilkan cukup misterius, seorang tokoh yang akhirnya di supat untuk kepentingan politik dimasa itu. Dalam cerita, tidak dikisahkan bagaimana Ayu Manda bisa menjadi kekasih Raka Sidan, karena dalam cerita awalnya hanya dikatakan dekat dan Ayu Manda memang memiliki ketertarikan. Seandainya urutan cerita disampaikan dengan lebih detail, tentunya cerita akan menjadi lebih menarik.
    Mohon maaf sebelumnya jika saya banyak bertanya kepada bapak, selaku penulis novel ini. Saya sangat berharap mendapatkan informasi dari bapak terutama mengenai Tari Joged dan Superman yang bapak sebutkan dalam novel. Karena informasi tersebut akan sangat membantu saya sebagai seorang mahasiswa yang sedang belajar kritik sastra dan sosiologi sastra untuk dapat lebih memahami sebuah karya. Mohon kesediaan bapak untuk membantu petanyaan saya tersebut, dan memberikan informasi lainnya mengenai novel ini. Terima kasih.
    Dari: Agus Pargianto

    BalasHapus
  2. Salam kenal Agus Pargianto. Terima kasih sudah membaca novel Ayu Manda dan mengapresiasinya. Maaf baru membalasnya, soalnya beberapa waktu blog ini tidak aktif.

    Soal Superman, walau sulit dicari kebenarannya.
    Ceritanya, Ayu Manda membaca novel itu di sebuah hotel bergaya belanda. Dari banyak karya cetak yang ada saat itu di hotel tempat mereka menginap di Jakarta (tentu dikunjungi secara terbatas oleh orang asing). Tentu juga mereka membawa serta komik superman. Seperti juga di tahun-tahun di bawah itu, sudah ada brosur berwarna untuk pertunjukan wisata di Bali. (saya juga terkejut dapat fakta ini) Komik Superman yang ditulis Jerry dan Joe pertama terbit tahun 1932.
    Ada fakta lainnya juga, bahwa di Bali tahun 30-an juga sudah dibuat film layar lebar dengan pemain dan karater pemain orang bali tentang penari legong.

    Soal joged, memang tidak disebut luas, namun pasti ada di tahun itu saja sudah ada kemarahan orang bAli soal tari joged. sekarang juga masih kontroversial. ini ada di buku john coast, dancing out of Bali.

    Soal orang bali ke eropa, memang sulit dicari ceritanya. waktu ini saya bertemu juga dengan orang orang yang sempat pergi ke luar negeri di tahun tahun tersebut. orang bali memang malas jalan jalan keluar. begitu juga seniman bali hingga kini. mereka lebih senang main judi, walau mereka menari saat di jepang.

    Soal cinta raka dan ayu manda, memang sulit diceritakan awalnya, begitu juga soal hubungan percintaan saat itu, karena sering di jaman itu cinta bukan dinyatakan langsung atau seseorang harus bepacaran secara intens seperti saat ini.
    Jadi ya memang, pacarannya sambil lalu saja.

    terima kasih

    bila ada tambahan pertanyaan bisa dihubungi ke novelayumanda@yahoo.com
    terima kasih.

    BalasHapus