Laman

Kamis, 17 Desember 2009

Surat dari Prof.Dr. I Made Bandem


Seperti halnya tari Legong Keraton yang sangat elastis, dinamis dan merupakan kristalisasi dari tarian Bali, novel Ayu Manda pun adalah sekelumit cerita yang penuh dramatik konten yang dikisahkan secara lugas, baik dan tidak bertele-tele. Melalui gubahan pena ini, Iwan Darmawan kian menegaskan kreatifitas dan eksplorasinya yang mendalam terhadap perjalanan kebudayaan Bali, yang telah ia lakoni juga selama ini secara sungguh-sungguh sebagai seorang jurnalis dan fotografer yang handal.



Paralel dengan proses penciptaan tari Legong Keraton yang menurut babad Dalem Sukawati diciptakan berdasarkan mimpi I Dewa Agung Made Karna yang melihat tarian gadis kahyangan di surga, novel Ayu Manda juga tercipta dari sebuah muara imajinasi penuh inspirasi dan jejak historis tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang klasik di masa lampau, yang tentunya relevan dan bisa menjadi referensi untuk kehidupan jaman sekarang.

Melalui novel Ayu Manda yang sarat kajian akademis namun amat mudah dicerna ini, Iwan Darmawan, sekali lagi berhasil mengetengahkan pemahamannya yang cermat akan seni dan budaya Bali. Saya merekomendasikan novel ini sebagai bagian dari koleksi pustaka dalam mempelajari dan mempromosikan seni pertunjukan dan kebudayaan Bali.

Prof. Dr. I Made Bandem, Budayawan
The College of the Holy Cross, Massachusetts, USA


Demikian surat yang saya terima dari Prof. Bandem setelah mengirimkan soft copy novel Ayu Manda. Beliau adalah seorang akademisi, pernah memimpin STSI Denpasar dan menjadi rektor di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan penari handal dari keluarga penari. Karena sedang berada di negeri Paman Sam, lewat putranya Marlowe saya menitipkannya agar disampaikan pada beliau.
Saya merasa penting mendapat kesan dari pak Bandem, karena bukunya “Kaja dan Kelod, Tarian Bali dalam Transisi”, yang ditulisnya bersama Fredrik Eugen DeBoer adalah referensi utama bagi novel saya. Tanpa buku tersebut, yang sesungguhnya saya diberi gratis oleh Marlowe Bandem, saya tidak akan mengenal secara utuh konstelasi tarian Bali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar