Laman

Senin, 13 September 2010

Sinopsis Novel Ayu Manda


Gusti Ayu Manda Sari adalah putri sulung seorang pemimpin puri di desa Munduk Sungkal bernama Gusti Ngurah Amba. Dia menjalani kehidupan sebagai anak bangsawan, selain terpisahkan dari pergaulan rakyat jelata, sejak kecil Manda juga harus mempelajari tarian keraton yang disebut Legong di bawah asuhan guru yang keras dan tegas.
Manda yang berusaha kritis, harus menghadapi kenyataan bahwa ayahnya hidup berpoligami. Di tengah budaya feodal, ia tidak jarang terlibat konflik dengan ke empat ibunya, sementara kedudukannya sebagai perempuan di puri tidak memberinya hak terlalu banyak untuk berekspresi.
Tarian Legong yang dikuasainya, membawa Manda menari ke sejumlah negara di Eropa, mulai dari London dan berakhir di Amsterdam. Kelompok tari yang biasa disebut sekaa yang didirikan sang ayah mendapat undangan dari seorang Inggris bernama Tuan Henry yang dibantu asistennya David Flint. Di Eropa, selain menari Manda menemukan kenyataan bahwa kedua gurunya berselingkuh di depan matanya. Yang membuat ia lebih sedih lagi, karena Flint, lelaki idolanya ternyata mencintai pria yang menjadi penari seperti dirinya bernama Regog. Konflik juga terjadi antara Manda dengan Wimba, penari Legong lainnya, penyebabnya, sebagai putri bangsawan, keduanya memperebutkan pengaruh.
Sepulang dari Eropa, Manda harus menghadapi kenyataan ibu kandungnya meninggal dunia karena sakit. Sedangkan Jero Sandat, salah satu gurunya yang sudah dianggap sebagai ibunya telah Manda benci, karena terlibat perselingkuhan dengan Dewa Suwat gurunya tarinya yang lain saat di London. Lewat sebuah proses yang alami, justru Manda kemudian bersahabat dengan Jero Jempiring, ibu tirinya paling muda dan sempat ia benci setengah mati. Bahkan kemudian ia juga belajar tari pergaulan yang eksostis disebut Joged darinya.
Walau sempat ditentang ayahnya, akhirnya sebuah sekaa Joged berdiri dengan sejumlah penari yang cantik dan seksi. Popularitas Manda yang sudah remaja menggemparkan, sekaa-nya selalu mendapat tawaran pentas dengan bayaran mahal. Namun Manda kemudian membubarkannya, karena sejumlah penarinya melakukan praktek prostitusi terselubung setelah pementasan usai. Manda kemudian frustasi terhadap seni tari dan menjadi upik abu, menyibukan diri di dapur dan tidak lagi merawat tubuhnya.
Akhirnya seorang pemuda bernama Raka Sidan, salah seorang pengibingnya, saat-saat awal jogednya didirikan, datang dan merekrutnya. Atas peran gadis bernama Luhde, Manda akhirnya bergabung dengan sekaa kesenian yang dipimpin Raka Sidan, yang kebetulan adalah underbow sebuah partai yang anti feodalisme.
Hubungan Manda dengan Raka Sidan berlanjut menjadi sepasang kekasih yang saling mencintai. Namun sayang hubungan kisah kasihnya ditentang ayah Manda, karena Raka bukan bangsawan, namun cuma jelata dari kasta sudra. Manda tidak peduli, ia pilih kekasihnya. Sementara itu, partai-partai tertentu dengan semangat landreform membuat tanah-tanah puri disita untuk dibagikan pada para penggarap, sebagai bagian upaya pemerataan untuk mengurangi kemiskinan dan kelaparan.
Tidak berselang beberapa bulan, partai tempat Raka Sidan mengabdi dibubarkan, semua anggotanya diburu oleh partai-partai lain yang menaruh dendam. Oleh ayahnya Manda disembunyikan di sebuah puri yang cukup kuat dan berpengaruh, di sana ia yang ingin tahu bagaimana nasib kekasihnya, harus kecewa karena tidak ada yang mau memberi informasi. Sedangkan ia terintimidasi secara seksual oleh Tjokorda Tirta Yudha pemimpin Puri Agung dimana Manda mencari perlidungan. Selain itu istri tua sang Tjokorda juga ikut-ikutan mengancam, belum lagi sejumlah selir coba melecehkannya secara seksual.
Akhirnya Manda kabur dan berusaha mencari Raka Sidan. Ia dibantu pembantunya bernama Suyasa. Di sebuah daerah, keduanya ditangkap oleh kelompok pemburu anggota partai terlarang. Beruntungnya yang menangkap adalah Wimba, yang lalu menganggap Manda sebagai saudara dan melupakan bahwa dulunya mereka pernah terlibat konflik berkepanjangan. Wimba bahkan membantu Manda bertemu dengan kekasihnya yang ditahan kelompoknya; memberinya kesempatan untuk memadu cinta terakhir kali, karena Raka Sidan sudah diputuskan untuk dieksekusi mati.
Walau Manda berhasil mereguk kenikmatan batin Raka Sidan, namun ia tidak puas. Karena, ternyata Wimba yang selalu tampil ramah, justru mendahuluinya mendapatkan keperjakaan Raka Sidan.  
Manda akhinya dilepaskan, namun hidup Raka Sidan diakhiri kelompok, di mana Wimba mengabdi. 

1 komentar:

  1. ini novel yg bermanfaat utk mengenal bali, salut buat bli made

    BalasHapus